BATAM - Puluhan hak karyawan PT LSI yang merupakan subcon PT Patria Maritim Perkasa hingga saat ini masih belum terselesaikan. Apa sebenarnya yang terjadi dengan kedua perusahaan yakni PT LSI dan PT Patria Maritim Perkasa.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan menyebutkan, aset perusahaan PT LSI berupa container dan alat-alat kerja sudah dikeluarkan untuk dijual dari lokasi PT Patria Maritim Perkasa yang beralamat di kawasan Sei Lekop, Sagulung.
"Barang-barang PT LSI sudah tidak ada lagi di PT Patria pak, katanya sudah dijual." Ungkap salah satu karyawan, yang tidak mau namanya di publis awak media ini.
Sementara itu, Ahlan manajemen PT LSI membenarkan terkait aset/barang milik perusahaan sudah dikeluarkan dari lokasi PT Patria. Dan aset perusahaan itu katanya dijual untuk menutupi hak karyawan, bahkan nyawa nya pun diancam oleh oknum karyawan.
"Untuk hal ini pihak lentera akan bertangung jawab untuk menyelesaikan tanggungan pendanaan kepada karyawan, sejauh ini saya blm bs bertemu dengan karyawan krena
1. Kondisi saya baru bs beraktifitas per tanggal 20/08/2021
2. Posisi saya terancam secara jiwa oleh beberapa oknum karyawan,
Untuk pendanaan kami masih proses untuk penyelesaian, bbrpa upaya sdh kami lakukan salah dengan penjualan aset perusahaan yakni container dan alat2 kerja," ujar Ahlan, melalui pesan Whatshap pribadinya saat dikonfirmasi awak media ini, Senin (22/8/2021) malam tadi.
Ketika disinggung, beberapa karyawan akan melakukan pertemuan dengan anggota DPRD Batam terkait upah mereka yang dibayarkan, Ahlan pun mengaku bahwa pihak PT LSI akan berkomitmen untuk menyelesaikan semua hak-hak karyawan.
"Kalau untuk ini saya rasa itu akan di kembalikan k PT LSI dan kami berkomitmen untuk menyelesaikan,"
"Dalam hal ini kami masih proses untuk penyelesaian pembayaran, trmkash," pungkasnya.
Hingga berita ini diunggah, awak media ini belum mengkonfirmasi PT Patria Maritim Perkasa terkait kronologis menunggaknya upah/gaji para karyawan borongan tersebut.
Editor red.
Liputan Don.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar