JAKARTA - SoundHound perusahaan perintah suara berbasis kecerdasan buatan (Voice AI), memberhentikan hampir setengah dari stafnya yang tersisa atau sekitar 200 orang. PHK massal itu diketahui dari tiga karyawan yang kehilangan pekerjaan dan email dari CEO.
Menurut mereka, mantan karyawan SoundHound tidak akan mendapatkan haknya. Sebab, paket pesangon mereka tidak mencakup perawatan kesehatan dan hanya mendapat manfaat gaji dua minggu. Itu pun hanya jika SoundHound bisa mengumpulkan lebih banyak uang.
Jika perusahaan tidak dapat memperoleh dana tambahan, mantan karyawan mengatakan mereka tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka. "Saya sebenarnya cukup terkejut dengan cara perusahaan menangani PHK," kata salah satu karyawan yang diberhentikan kepada Gizmodo, dikutip Senin (16/1/2023).
"Saya mengharap pada perusahaan berusia 17 tahun, yang sekarang menjadi perusahaan publik, setidaknya memberikan pesangon minimum," imbuhnya.
Pemangkasan kali ini terjadi hanya selang dua bulan setelah putaran PHK sebelumnya yang membuat 10% karyawan dirumahkan, sementara karyawan lainnya harus menerima pengurangan gaji.
Jumlah karyawan SoundHound berjumlah 450 sebelum PHK, tetapi staf telah dipotong lebih dari 50% hanya dalam tiga bulan, menurut mantan karyawan tersebut.
Dalamemailnya kepada staf, salah satu pendiri dan CEO SoundHound, Keyvan Mohajer, menggambarkan periode pertumbuhan yang cepat pada tahun 2021. Beberapa perusahaan besar yang bermitra dengan layanan Voice AI SoundHound adalah Netflix, Snap, dan Mercedes-Benz.
Tetapi kondisi berbalik, di mana kondisi pasar memaksanya untuk mengevaluasi kembali keuangan dan mempercepat profitabilitas pada tahun 2023.
"Saat kami menentukan arah pada awal 2021 untuk menjadi perusahaan publik, perusahaan teknologi tinggi seperti SoundHound adalah kesayangan komunitas investor," tulis Mohajer.
"Perusahaan yang dapat mencapai pertumbuhan tinggi, meskipun berbiaya tinggi, dipandang sebagai mesin ekonomi masa depan. Namun, sebagai akibat dari perubahan kondisi ekonomi, termasuk suku bunga yang tinggi, kenaikan inflasi, dan ketakutan akan resesi, perusahaan dengan profil kami menjadi kurang diminati."
SoundHound IPO pada awal 2022 lalu dengan nilai saham bukaan di angka US$8,72. Saat ini, harga saham per lembarnya merosot jadi US$1,21 dengan market cap US$239,4 juta.
Sumber artikel : cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar